Pada Mei 2017, sebuah survei yang dilakukan Cisco menunjukkan bahwa 60% inisiatif proyek IoT terhenti pada tahap Proof of Concept (PoC) dan hanya 26% perusahaan yang benar-benar telah melakukan implementasi IoT. Lebih buruk lagi, dari 26% itu hanya sepertiga saja yang bisa dibilang sukses.
Ada banyak faktor yang menyebabkan mayoritas kegagalan implementasi proyek IoT maupun Industrial IoT yang telah dilakukan di berbagai perusahaan di dunia. Berdasarkan rangkuman yang penulis dapatkan dari hasil survei Cisco pada 2017 (1) dan hasil studi Accenture untuk Industrial IoT (2) , faktor tersebut terbagi menjadi dua, yaitu faktor manusia dan faktor teknologi.
Faktor manusia dipengaruhi hal berikut :
1. Belum matangnya kolaborasi antara divisi Teknologi Informasi, Operasi, dan Manajemen. Hal ini biasanya dikarenakan regulasi yang mengatur migrasi ke IoT masih dalam tahap perencanaan.
2. Tidak adanya kemitraan strategis dengan vendor dan konsultan bidang IoT/IIoT. Tahap awal perencanaan implementasi IoT/IIoT di suatu korporasi membutuhkan seleksi yang tidak mudah dalam pemilihan vendor yang dipakai atau konsultan untuk mitra jangka panjang.
3. Belum terciptanya budaya yang berfokus pada teknologi. Perusahaan belum memiliki keterbukaan inisiatif dan transparansi data yang melibatkan unsur teknologi yang dapat membuka kolaborasi antar bidang terkait.
Pada faktor teknologi, hal yang sangat mempengaruhi antara lain :
1. Software, sensor dan sistem kontrol yang berjalan pada fasilitas dan peralatan pada saat ini sudah tua dan sulit untuk dilakukan pembaruan. Perusahaan belum siap melakukan penggantian peralatan baru karena mahalnya biaya yang diperlukan.
2. Integrasi yang terbatas antara sistem internal (aplikasi bisnis, aplikasi produksi) dan mitra eksternal menimbulkan sekat data. Perbedaan protokol antar perangkat dengan aplikasi yang berjalan menimbulkan masalah baru dalam implementasi IIoT.
3. Sistem operasi dan teknologi operasional yang sudah kuno, rentan menimbulkan resiko keamanan karena hal itu tidak dapat diganti secara mudah. Penggantian sistem akan menghentikan operasional produksi yang mengakibatkan kerugian milyaran rupiah.
4. Keterbatasan komputasi cerdas pada sistem kontrol yang terdapat pada lantai produksi atau pabrik sehingga membatasi masuknya teknologi baru.
IoT dan Industrial IoT menghadirkan peluang pertumbuhan baru bagi perusahaan yang mempersiapkan diri sekarang. Ini masih tahap awal, masih ada tantangan teknologi dan rintangan penting yang lain untuk diatasi, terutama dalam konektivitas dan keamanan. Tidak semua produk perlu terhubung dengan cerdas saat ini. Namun pelanggan bisnis membutuhkan produk dan layanan yang menciptakan nilai lebih bagi mereka daripada yang ditawarkan saat ini.
Sumber :
(1) https://www.slideshare.net/CiscoBusinessInsights/journey-to-iot-value-76163389
(2) Driving Unconventional Growth through the Industrial Internet of Things. Whitepaper by Accenture Technology.
Leave a Reply