Manajemen konflik

Pengantar

Konflik terjadi ketika dua atau lebih pihak, yang memiliki tujuan, nilai, atau sikap berbeda bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang sama. Konflik dapat timbul karena ketidaksepakatan antara individu atau departemen karena fokus mereka yang berbeda.

Berlawanan dengan kepercayaan populer, tidak semua konflik merugikan bisnis atau proyek yang sedang dihadapi.

Ahli teori manajemen telah menemukan fakta bahwa kelompok cenderung beradu argumentasi, dan dalam satu hal, ini bisa menguntungkan, karena membahas kebutuhan untuk menyelesaikan masalah tersebut secara memuaskan, memotivasi staf untuk mencari solusi yang dapat diterima dan Setiap departemen atau orang yang terlibat dalam konflik belajar untuk menghormati dan bahkan mendapatkan keuntungan dari perbedaan yang melekat satu sama lain.

Namun, beberapa konflik tidak bisa dikontrol. Moral karyawan yang rendah ini menghasilkan pola perilaku yang tidak dapat diterima, mengurangi produktivitas dan menyebabkan perbedaan semakin besar sehingga sulit untuk menjembatani satu sama lain.

Mengidentifikasi tindakan yang dapat menyebabkan konflik, tindakan yang dapat meminimalkan konflik dan  metode  dalam mengatasi konflik adalah bagian dari manajemen konflik yang dibahas secara rinci di bawah ini.

Tindakan yang Menyebabkan Konflik

Perubahan yang tidak dimusyawarahkan dan sikap tidak menolong dalam proses pengambilan keputusan cenderung memperburuk konflik. Komunikasi yang buruk, gaya kepemimpinan yang otoriter dan perencanaan dadakan merupakan inti masalah ini.

Tujuan yang tidak jelas, alokasi sumber daya yang tidak memadai, baik itu waktu, uang atau personil, dan struktur proses yang didefinisikan dengan buruk meningkatkan isu-isu tersebut lebih jauh lagi. Perilaku egois  dan teknik manajemen yang buruk juga memainkan peran penting dalam menyebabkan konflik.

Kurangnya pemahaman satu sama lain, budaya yang dihiraukan dan menghindari pertanggungjawaban dapat meningkatkan dampak konflik yang merugikan.

Tindakan yang Meminimalkan Konflik

Deskripsi pekerjaan yang didefinisikan dengan baik secara musyawarah, memastikan bahwa setiap tumpang tindih diminimalkan dan melakukan tinjauan berkala untuk memastikan dokumentasi tersebut akurat, memberi karyawan rasa kontrol atas pekerjaan mereka sendiri.

Pendekatan partisipatif ini dapat meminimalkan konflik dan membantu menumbuhkan etika kerja yang lebih baik.

Mengkoordinasikan antar departemen untuk memecahkan masalah tertentu, melakukan pelatihan outbound, yang mendorong semangat tim, mengadakan pertemuan rutin dimana umpan balik mengenai kinerja diberikan dan di mana tantangan yang dihadapi ditangani dan solusinya dibahas adalah beberapa teknik yang digunakan oleh Organisasi yang maju.

Berbagai Metode dalam menangani konflik

Metode penanganan konflik yang paling populer dapat diringkas sebagai fight, flight, fake or fold.

Untuk menguraikan lebih jauh, fight adalah di mana satu pihak cenderung mendominasi yang lain dengan argumen berulang, pelabelan dan pemanggilan nama. Flight adalah dimana orang melarikan diri dari masalah daripada menghadapi mereka dan berbalik menghindari sebagai cara untuk menangani konflik. Fake, seperti namanya, berarti menyetujui solusi yang disajikan, walaupun pada kenyataannya, kebalikannya. Fold adalah dimana seseorang dibuat untuk menyetujui sebuah solusi dengan cara menggertak. Namun, tidak satu pun metode yang disebutkan di atas akan menghasilkan hasil yang memuaskan dalam jangka panjang.

Bahkan saat ini, kompromi dan kolaborasi dapat menyelesaikan konflik secara optimal, karena keduanya merupakan situasi win-win solution, setelah itu, pihak yang berkepentingan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Dialog yang efektif membuka jalan bagi penyelesaian konflik. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan oleh kedua pihak itu sendiri, maka arbiter atau konselor pihak ketiga mungkin perlu dikonsultasikan untuk mendapatkan hasil terbaik.

Keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi konflik

Keterampilan komunikasi, kemampuan bernegosiasi dan kemampuan untuk melihat keseluruhan permasalahan adalah keterampilan yang diperlukan dalam manajemen konflik. Keterampilan mendengarkan dan kemampuan untuk menemukan solusi yang tidak membahayakan dengan kepentingan pihak manapun juga perlu dikembangkan saat menangani manajemen konflik.

Langkah-langkah dalam manajemen konflik

  • Identifikasi masalahnya
  • Identifikasi sumber daya atau kendala yang membatasi yang pada umumnya merupakan akar penyebab konflik.
  • Terlibat dalam dialog partisipatif dan temukan berbagai solusi yang dapat diterima oleh semua pihak terkait.
  • Lihat solusi mana yang bertentangan dengan tujuan organisasi dan tidak sesuai dengan budaya perusahaan.
  • Eliminasi solusi solusi yang tidak bisa diterima semua pihak.
  • Pilih solusi terbaik yang paling memuaskan sebagian besar orang dan terapkan solusi tersebut.

Kesimpulan

Konflik tidak bisa dihindari dalam kehidupan pribadi seseorang dalam organisasi atau bahkan antar negara.

Ini memang memiliki beberapa keuntungan jika ditangani dengan benar, untuk menemukan solusi yang dapat diterima semua orang. Namun, konflik yang tak terkendali sangat merugikan semua orang, jadi manajemen konflik menjadi sebuah kebutuhan.

Sumber : https://www.tutorialspoint.com/management_concepts/conflict_management.htm

 

About Yunus Hadi Sisworo 14 Articles
Seorang Engineer yang memiliki interest di bidang control system/automation dan technopreneur. Pengajar training di “Pelatihan Otomasi“. Professional member dari ISA (000033630039). Kontak melalui : WA : +6285643557229 Email : yunushadisisworo@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*